Thursday 18 July 2013

Empat W: Peran Orang Tua dalam Mengatasi Tren Mobile Internet terhadap Perkembangan Anak


Dede Salim mencoba mengganggu kakaknya
“Mama… Mama.. Dede mau nenen lagi….” 

Saya terkejut mendengar permintaan Sidiq, karena sudah beberapa bulan yang lalu dia berhasil disapih. Memang susah sekali menyapih Sidiq, saya baru berhasil melakukannya setelah usianya 2,8 tahun. Jadi kelebihan 8 bulan. Setelah usianya 3,5 tahun, tiba-tiba dia minta nenen lagi? Kenapa?


Tadinya saya pikir karena dia masih keingetan air susunya. Setelah disapih, dia memang masih menunjukkan perilaku mau nenen, tapi lama-lama hilang dengan sendirinya.  Lah kok tiba-tiba dia ngomongin nenen lagi? 

Untunglah saya segera diberitahu jawabannya. Insting seorang ibu, barangkali. Insting yang terlambat. Bisa juga karena saya kurang memperhatikan aktivitas anak-anak dalam bermain. Saat itu saya sedang ngidam hamil anak ketiga, jadi kurang perhatian terhadap kedua kakaknya yang masih balita. Saya sempat bed rest dan tinggal di rumah orang tuaku selama dua minggu untuk pemulihan. Saya tidak punya asisten rumah tangga, sedangkan anak-anak masih balita. Di rumah orang tua, saya bisa memulihkan kondisi yang sakit berat karena ngidam, sekaligus mendapatkan bantuan dari adik untuk mengasuh anak-anak. 

Di rumah orang tua  ada fasilitas internet yang terhubung ke komputer. Ayah berlangganan internet bulanan. Sering kali anak-anak rewel, lalu Ayah mengajak mereka menonton video film kartun di You Tube. Mereka suka menonton Thomas and Friends. Tentu saja saya tidak khawatir, toh yang ditonton film kartun yang baik. Jadi, saya memang lalai memantau mereka. Ayah juga tidak selalu memantau mereka. Anak-anak cepat sekali menerima pelajaran menggunakan komputer dan internet. Mereka sudah bisa menggunakannya sendiri tanpa bantuan kakeknya lagi. 

Sampai suatu ketika, kebetulan saya memergoki anak-anak yang sedang menonton You Tube. Saya kaget bukan main karena yang ditonton bukan Thomas and Friends, melainkan video ibu sedang menyusui bayinya dengan gaya yang “porno.” Lalu di sisi kirinya juga banyak video kartun tapi porno (dengan gambar semi telanjang). Astaghfirullah! Anak-anak baru berusia 4,5 dan 3,5 tahun. Mereka tidak mengerti apa yang sedang mereka tonton, sehingga mereka dengan polosnya berucap,

“Tuh Ma ada dede bayi lagi nenen….” Atau….
“Ma, itu olangnya gak pake celana….”

Wuaaaaaah… saya kecolongan. Saya langsung tutup video itu, lalu menanyai mereka kok bisa sampai menonton itu? Mereka tak bisa menjawab. Saya juga bertanya ke adik, barangkali tahu. Adik pun angkat bahu. Anak-anak memang menonton video sendirian, karena mereka bisa menonton berjam-jam saking kecanduannya. Setelah saya selidiki, ternyata awalnya mereka menonton Thomas and Friends, lalu setelah bosan dengan video yang satu, mereka mengklik video yang lain. Terus saja begitu hingga sampailah mereka ke video-video yang semi cabul. Sejak itu, saya benar-benar mengawasi anak-anak kalau mau menonton video kartun di You Tube. 

Gadget dan internet sekarang ini sudah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita, kecuali kita tidak tertarik memasukinya. Untuk saya tentu saja keduanya sangat penting karena menunjang pekerjaan sebagai penulis dan blogger. Di rumah, kami memiliki beberapa macam gadget: laptop, tablet, hape android, hape BB, dan hape biasa tapi terkoneksi juga dengan internet. Bagaimana dengan anak-anak? Berhubung mereka masih balita, saya tidak memberikannya gadget, tapi mereka bisa memakai gadget orang tuanya kalau sedang ada. Lho kok kalau sedang ada?

Yup, gara-gara kejadian itu, saya tidak mau menunjukkan ke anak-anak kalau laptop di rumah kami juga bisa terhubung dengan internet dan You Tube. Mereka baru bisa menonton You Tube kalau ke rumah kakeknya. Suami membelikan Tablet untuk anak-anak, tapi hanya untuk permainan edukatif. Dia mendownload banyak permainan edukatif semacam membaca alphabet, menghitung, menggambar, membaca Al Quran, doa-doa, dan sebagainya. Lama-lama anak-anak bosan juga dengan permainan yang itu-itu saja. Eh, mereka berhasil menemukan You Tube di hape ayahnya #tepokjidat. 

Apakah saya harus paranoid terus gara-gara kejadian dulu itu? Berdasarkan pengalaman saya, gadget dan internet sangat membantu aktivitas menghasilkan uang di dunia digital. Wawasan juga bertambah dengan sering browsing. 

Semua asyik ngeliatin game online di hape
Anak-anak juga cepat belajar dari permainan-permainan yang didownload dari internet. Diantaranya bahasa Inggris dan bercerita. Mereka suka menceritakan kembali film yang ditontonnya di You Tube. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, saya menerapkan 4 W dalam penggunaan gadget untuk anak-anak ini: 

Wait: tunggu sampai usia mereka cukup untuk menggunakan mobile internet. Berhubung sekarang ini usianya masih balita, jadi saya tidak memberikan gadget kecuali meminjam milik orang tuanya dalam waktu terbatas. Saya akan memberikan mobile internet kalau mereka sudah membutuhkannya, misalnya untuk mencari tugas sekolah. Guru-guru zaman sekarang sering memberikan tugas yang bahan-bahannya harus dicari di internet. Biasanya di usia SMP. 

Wise: bersikap bijaksana dalam memberikan mobile internet. Meskipun kelak akan saya berikan di usia SMP, saya hanya akan memberikan sekadarnya. Yaitu, pulsa dengan quota terbatas, sehingga mereka tidak akan banyak mendownload hal-hal yang tidak diinginkan. Cukup sebatas keperluan. Orang tua juga harus bisa mengarahkan anak-anak agar memakai internet untuk kegiatan positif. Seorang ibu perlu untuk terus mengikuti zaman. Sekarang zamannya facebook, twitter, you tube, besok mungkin akan lain lagi. Teknologi internet apa yang akan muncul di masa depan, harus bisa saya kuasai juga agar dapat berjalan beriringan dengan anak-anak. 

Watch: selalu perhatikan anak-anak ketika menggunakan mobile internet. Kelalaian orang tua akan berdampak buruk terhadap anak-anak. Usia remaja justru paling rentan, karena mereka sedang mencari jati diri dan mencoba hal-hal baru. Untuk pemakaian internet di laptop, dapat saya blokir hubungan ke situs-situs porno. Sering-sering juga mengecek gadget anak-anak. Tentunya ini setelah melakukan perjanjian dengan anak-anak. Jadi, sebelum memberikan  gadget, harus dibuat perjanjian dulu dengan anak-anak, diantaranya: dilarang membuka situs-situs porno dan yang mendekati itu, dan harus memperbolehkan orang tua untuk mengecek aktivitas mereka di dunia digital. Selama mereka masih di usia anak-anak, orang tua berhak untuk mengontrol kegiatan mereka, termasuk di dunia digital. Terkadang anak-anak ingin dianggap sudah dewasa dan dibebaskan dari pengawasan orang tua. 

Warning: berhati-hatilah selalu dengan tren mobile internet. Jangan lepas pengawasan terhadap anak-anak. Batasi penggunaannya pada anak-anak, karena apabila kecanduan, akan merusak otak. Contohnya saja kecanduan main game di internet, dapat menyebabkan anak-anak kehilangan konsentrasi karena fokus pada permainan game. 

Pada akhirnya, orang tua memang berperan penting dalam penggunaan mobile internet oleh anak-anaknya. Internet bagaikan pisau bermata dua: di satu sisi menguntungkan, di sisi lain merugikan apabila berlebihan dan lepas dari pantauan. Semoga kelak saya bisa menerapkan keempat W ini dengan konsisten demi perkembangan anak-anak saya.

7 comments:

  1. setuju....peran orangtua penting dalam penggunaan internet oleh anak-anaknya...

    ReplyDelete
  2. Tulisannya bagus mbak leyla, apalagi 4 W nya

    bener bener excellent :D

    sukses mbak dengan GA nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Mas Imam sudah mampir. Doa yg sama untukmu :-)

      Delete
  3. Semangat ngontes ya Bu Hanna.
    Syukur deh, jadi tambah meriah contesnya.
    Mendekatkan jiwa muda dengan dunia teknologi macam internet itu memang perlu Bu, agar anak tidak menjadi anak yang kuper dan perkembangan dari generasi ke generasi.
    Kitapun juga harus bersyukur karena pendidikan dini juga sudah di terapkan dan di kenalkan dengan dunia internet.
    Namun kita juga harus waspada karena apapun yang di cari di internet itu pasti ada. Tidak lain juga video video dan foto-foto berbau tak senonoh.
    Terimakasih atas artikelnya Bu Hanna. Salam peluk sayang untuk keponakan-keponakan saya dari Jember.
    Juga hati-hati dengan cuaca sekarang ya Bu. Usahakan selalu berjaket saat sore hari. Mengingat cuaca dingin sekali saat malam.
    Marii...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ternyata blog ini belum saya follow ya?. Perasaan aku pernah mampir-mampir kesini. Tapi kok tampilannya sedikit beda ya?. Habis ganti template ta Bu?. Atau saya yang salah ya?.
      Heheee sudah ku follow blognya.

      Delete
    2. Terima kasih advisenya Mas Imam juga :D Ini blog saya yg lain, saya punya byk blog hehe..

      Delete
  4. pengalamannya membawa hikmah ya bu..
    salam kenal...

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon maaf, komentar SPAM dan mengandung link hidup, akan segera dihapus ^_^