Monday 13 July 2015

Nostalgia 80-an bersama Kue Cubit W'dank Bajigur

Satu hari sebelum memasuki bulan Ramadan, saya pulang ke rumah orangtua untuk berziarah ke makam almarhumah ibu saya yang sudah meninggal kurang dari 8 tahun lalu, hanya dua bulan sebelum saya menikah. Ibu memang tidak sempat menyaksikan pernikahan saya, tapi masih sempat membantu menyiapkan segala hal, termasuk menjahitkan kebaya untuk akad nikah di saat kondisi tubuhnya masih sakit karena kanker lidah. Setelah berziarah, saya kembali ke rumah orangtua yang kini hanya ditempati oleh ayah dan adik bungsu saya. Kemudian saya teringat cetakan kue cubit warisan ibunda yang sudah lama tak terpakai.


Kue cubit memang sedang tenar, padahal itu kue yang sudah lama sekali ada. Saya ingat dulu Ibu sering membuatkan kue cubit dengan cetakan legendaris itu. Mengapa disebut "legendaris"? Itu bukan cetakan biasa, melainkan cetakan tradisional yang terbuat dari baja kuningan yang cukup berat. Sewaktu saya menemukannya di lemari perabotan rumah tangga milik orangtua, cetakan itu sudah kusam dan berdebu. Saya langsung terbawa kenangan pada saat Ibu membuatkan kue cubit dengan cetakan itu ketika saya masih kecil, di tahun 80-an. Kebetulan suami saya juga minta dibuatkan kue cubit semenjak kue itu tenar lagi. Saya belum punya cetakan kue cubit. Ayah saya mengizinkan cetakan itu dibawa, karena memang sudah lama tak dipakai. Pulang ke rumah, suami langsung mencuci cetakan itu sehingga menjadi lebih bersih dan warna kuningannya pun nampak.

Cetakan kue warisan Ibunda

"Cetakan ini nggak sembarangan, lho. Ini dari kuningan. Sekarang mungkin udah susah nyari yang begini," kata suami, kelihatannya seperti senang. Apalagi setelah saya bilang saya akan membuat kue cubit dengan cetakan itu. Saya pun segera mencaritahu resepnya dan memodifikasinya dengan menambahkan W'dank Bajigur, karena keduanya sama-sama merupakan resep tradisional Indonesia yang legendaris, seperti halnya cetakan kue cubit warisan ibu saya. Kebetulan sekarang masih bulan puasa, jadi bisa untuk takjil. Takjil W'dank Bajigur berupa kue cubit ini hanya tinggal menambahkan W'dank Bajigur dari Nutrisari, sehingga ada tambahan rasa yang khas dari Bajigur. Gula merah dan santannya pasti akan menambah kelezatan kue cubit ini. W'dank Bajigur bisa dibeli di minimarket terdekat dengan harga Rp 10 ribu-an.

Bahan-bahannya:
75 gram gula pasir
25 gram margarin
2 butir telur
1/2 sendok teh baking powder
150 gram tepung terigu
Meises cokelat secukupnya
1 sachet W'dank Bajigur
 50 ml air

Bahan-bahan yang dibutuhkan


Cara membuatnya:
Kocok gula pasir dan telur hingga kental atau sampai berwarna putih.
Lelehkan margarin. 
Ayak tepung terigu, baking powder, dan W'dank Bajigur, masukkan ke dalam kocokan gula dan telur. Aduk sampai tercampur semua.
Tambahkan air dan margarin leleh, aduk rata.
Panaskan cetakan, sembari menunggu adonan mengembang selama 10 menit.
Masukkan adonan ke dalam cetakan, tutup. Saat setengah matang, tambahkan meises secukupnya di atas kue.


Ayak tepung, baking powder, dan W'dank Bajigur

Hasilnya ada 20 kue cubit yang langsung laris manis dimakan anak-anak. Lain kali harus bikin lebih banyak lagi  nih. Jika ingin membuat lebih banyak lagi Takjil W'dank Bajigur Kue Cubit Nostalgia ini, tinggal tambahkan saja bahan-bahannya dikalikan dua. 




3 comments:

  1. pasti anak2 seneng ya Ela mamanya pinter bikin kue nih...

    ReplyDelete
  2. kliatannya enak mbak, kirimin satu dong...
    Dedy@Dentist Chef

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon maaf, komentar SPAM dan mengandung link hidup, akan segera dihapus ^_^