Tuesday 23 September 2014

Belajar Naik Motor

Rasanya nggak percaya, Allah Swt mengabulkan keinginan saya begitu cepat. Kayaknya baru beberapa bulan lalu, saya pengen punya motor. Sekarang, motor itu sudah ada di rumah saya. Walaupun belinya seken, saya tetap bersyukur. Siapa lagi yang membelikan kalau bukan suami tercinta? Ada dari uang saya juga, tapi lebih banyak dari uang suami. Jadi cium-cium suami deh....


Niatnya beli motor untuk nganterin anak-anak sekolah, lumayan kan bisa hemat ongkos ojek per bulan Rp 300 ribu. Sekarang masih belajar melancarkan. Ternyata kalau sudah bisa naik sepeda, belajar naik motornya jadi lebih cepat. Walaupun sudah pake tukang ojek, kadang-kadang adaaaa aja insiden yang bikin tukang ojeknya nggak ngejemput anak-anak. Seperti kemarin, sudah jam 8 pagi, Sidiq kok nggak dijemput-jemput juga ya? Nggak sempat lagi saya hubungi tukang ojeknya. Langsung aja saya anter pake motor. Untung sehari sebelumnya, saya udah belajar naik motor sampe ke sekolah Sidiq.

Ada beberapa kesalahan saya saat belajar motor:
  1. Jangan berhenti mendadak di tengah jalan raya. Kalau mau berhenti, ke pinggir dulu, lalu direm pelan-pelan sambil kasih tanda ke pengemudi di belakang kita. Untung pas berhenti itu, suami saya yang ada di belakang, jadi dia tau kalau saya lagi belajar.
  2. Kalau nanjak, digas aja yang kencang. Jangan berhenti di tanjakan. Akibatnya jadi nyusahin orang di belakang saya yang bantuin dorong.
  3. Saat di jalan raya, jalan saja di tengah. Kalau ada yang mengklakson, baru minggir. Kalau di pinggir terus, nanti tiba-tiba ada kendaraan lain yang nyamber dari belakang. 
  4. Tangan tetap pada posisi di atas rem, jadi bisa cepat mengerem kalau tiba-tiba harus ngerem.

Pas nganterin Sidiq itu, saya jalan pelan-pelan sambil memboncengi dua anak. Jalanannya sudah sepi, alhamdulillah. Kalau ada kendaraan lain, saya masih grogi. Syukur, bisa sampai selamat ke sekolah Sidiq, pulangnya juga selamat. Sebenarnya udah bisa berhenti langganan ojek Sidiq, tapi tunggu bulan depan kali ya. Nggak enak juga kalau tiba-tiba berhentiin. 

Sampai di rumah, saya sms tukang ojeknya, kenapa kok nggak jemput Sidiq. Eh, ternyata dia lupaaa! Tuh, kan ada aja insidennya. Alhamdulillah, atas kemudahan yang Kauberikan. Semoga ke depannya saya bisa menjadi tukang ojek yang baik untuk anak-anak :D

4 comments:

  1. yang nomor 3, kalau jalan di tengah, apakah malah gak berbahaya ya mba? jangan lupa pakai helmnya ya mba.. yg di depan, di tengah, maupun di belakang.. hehee

    ReplyDelete
  2. Selamat beredar naik motor, Mba.Hati2 di jalan.
    Aku belum berani. Motor di rumah dianggurin. Trus tetep berangkat naik ojek n angkot :p

    ReplyDelete
  3. aku blm berani bw anak, masih keciiiil. tkt dia ketiduran

    ReplyDelete
  4. hahaha hati2 ya pemula memang begitu .. di salip becak ajaa degdegser ..hahahaha

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon maaf, komentar SPAM dan mengandung link hidup, akan segera dihapus ^_^