Friday 21 February 2014

Roger, Oh Rogeer......

Roger Danuarta, kini
Terkejut, ketika kemarin kebetulan nonton infotainment dan melihat Roger ditangkap polisi karena menggunakan narkoba. Dulu banget waktu belum nikah, saya sempat naksir juga sama cowok imut itu. Memang, saya cenderung suka sama cowok berwajah oriental, cieeeeh... gak heran kalo suami saya juga berwajah oriental :P Saya lihat Roger pertama kali (lihat di teve, maksudnya) di sinetron "Siapa Takut Jatuh Cinta" yang mengadaptasi dorama Taiwan yang dibintangi Jerry Yan ituh. 


Dari wajahnya, Roger ini kelihatan anak baik ya. Di sinetron itu, dia juga jadi tokoh baik-baik. Konon, dia juga anak dari pengusaha salon, Johnny Danuarta, yang kaya dan terkenal. Kalo dipikir-pikir, apa yang kurang ya? Ortu kaya, muka cakep, semua keinginan terpenuhi. Tapi, kenapa bisa terjerumus ke dalam narkoba? Kita tahu kalo narkoba itu semacam obat penenang yang digunakan oleh  orang-orang yang jiwanya resah dan gelisah. 

"Saya salah pergaulan," demikian kata Roger, mengenai alasan keterlibatannya di dalam narkoba. Menurut saya sih, dia butuh rehabilitasi, bukan dipenjara. Melihat perawakannya yang kurus dan kusut, sepertinya dia benar-benar butuh pertolongan. Saya kasihan sama dia, hiks....

Saya ingat dulu anak tetangga juga ada yang kena narkoba. Bukan cuma jadi anak nakal, tapi uda berani ngerampok harta benda tetangga. Keluarganya bukan keluarga kaya. Saudara kandungnya juga banyak, karena anak-anak orang tuanya memang banyak. Seingat saya, anak tetangga itu pernah ngomong gini, "Ibu sih punya anak banyak, jadi pada gak keurus!" Agaknya itu menjadi pembenaran mengapa dia menjadi pecandu narkoba. 

Keluarga, adalah benteng pertama untuk mencegah jatuhnya anak-anak ke dalam jeratan narkoba. Anak-anak tak hanya butuh harta, tetapi juga perhatian orang tua. Tak peduli apakah ibunya bekerja atau di rumah, anak-anak harus mendapatkan perhatian. Mereka harus mendapatkan "makanan" jiwa. Contohnya tetangga saya itu. Ibunya di rumah saja, tapi anaknya terjerat narkoba karena kurang dapat perhatian dari orang tua.

Apalagi kalau ibunya bekerja (di luar rumah), jangan jadikan alasan untuk lepas pengawasan terhadap anak-anak. Apalah artinya harta benda yang kita kumpulkan kalau anak-anak salah pergaulan? Semoga saya bisa menjadi ibu yang menjaga anak-anaknya dengan baik. Lindungi selalu anak-anak kami, ya Allah, agar mereka kelak tak menagih tanggung jawab kami di akhirat. 

2 comments:

  1. Bukan gara-gara anak banyak maka anak tidak terperhatikan. Tapi kualitas si ibu dalam mendidik anaklah yang sebenarnya perlu dipertanyakan. Bisa gak sih dia ngerawat anaknya? Laah Almarhumah Ustadzah Yoyoh Yusroh saja punya 13 anak dan beliau juga seorang aktivis, anggota Dewan, seorang da'iyah tapi anak2 beliau pada soleh solehah semua.

    ReplyDelete
  2. kualitas kebersamaannya yang harus tetap dijaga, jadi walo anak ada di luar, mereka tetap ingat kalo keluarga itu segalanya. jadi ga bakalan macem2 ya, bun

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon maaf, komentar SPAM dan mengandung link hidup, akan segera dihapus ^_^