Saturday 7 September 2013

LDR? Nooo....

Alhamdulillah, jadi juga beli air minum galon sendirian, pake dorongan dari tokonya. Keren kan sayah? Xixixixi.... Setelah dipikir-pikir selama dua hari dan memenuhi kebutuhan minum di rumah dengan air minum satu liter, saya putuskan untuk beli sendiri air minum galonnya. Nunggu suami kok kelamaan. Gak sempat melulu karena pulangnya kemalaman. 



Air minum ini memang jadi salah satu masalah di rumah saya, karena air minum dari keran mengandung besi yang tinggi. Airnya kuning, kotor, dan kalau diminum terasa kesat-kesat. Kalau beli rumah, cek kondisi air kerannya, bagus gak. Maklumlah suami saya dulu kan amatir, jadi gak dicek dulu air minumnya. Lagipula memang belum bisa dicek, karena belum dipasang pompa. Tapi sebenarnya bisa tanya ke tetangga yang sudah menempati lebih dulu lhooo.....

Balik lagi ke perjuangan saya hari ini. Ternyata mendorong air galon pakai dorongan itu gak berat, kok. Dorongannya kayak yang ada di supermarket tapi yang dipakai oleh pramuniaganya, bukan konsumen. Terpikirlah saya, gimana coba kalau LDR-an sama suami dan saya harus melakoni semua urusan rumah tangga dan anak-anak, SENDIRIAN? Sekarang saja rasanya sudah tersiksa kalau suami sedang sibuk berat di kantor dan pulang ke rumah cuman buat numpang tidur.. #rumah punya dia koq numpang?

Salut deh sama para wanita, apalagi ibu-ibu yang bisa melakoni LDR karena berbagai sebab. Tapi kalau saya diminta untuk LDR, no, no, no.... kecuali terpaksa banget. Suami pernah minta izin pindah kerja di Afghanistan. Bayangkan, AFGHANISTAN! Memang mengkhawatirkan karena di sana kan banyak perang, tapi gaji perbulannya itu lho... seharga satu mobil Honda Jazz, kan lumayan. Artinya, bisa 10x lipat dari gaji di sini. Syaratnya, suami berangkat sendirian, gak boleh bawa keluarga. Rawan juga bawa keluarga ke daerah perang.

Kok bisa ya perusahaan operator seluler di sana membayar karyawannya setinggi itu? Eit, jangan salah.... Memang di Afghanistan itu rawan perang, tapi uangnya banyak-banyak. Dan mereka sangat bergantung pada alat komunikasi. Di sana sangat jarang yang memakai sms, twitter, facebook, melainkan langsung menelepon. Mengapa? karena mereka jarang yang bisa baca tulis. Kasian ya.... otomatis, tarif telepon membumbung tinggi, gak seperti di sini yang banyak tarif gratisnya. 

Saya gak menyesal melepas kesempatan suami bekerja di sana, selain khawatir suami kena peluru nyasar, juga karena gak mau mengurus anak dan rumah tangga sendirian. Urusan beli air minum galon aja sempat membuat stress. Air minum, gas, harus dibeli sendiri, gak ada yang nganterin dari tokonya. Tukang air minum isi ulang juga ada, tapi susah ditebak datangnya.  Ogah-ogahan. Ditungguin sampai ditelepon dan sms berkali-kali, gak datang-datang. Ditambah lagi, saya gak bisa naik motor, apalagi mobil. Mengenaskan, ya? Kalo gas 3 kg masih mending, masih kuat bawanya. Air minum galon??? Mau turun berok??? 

LDR juga, menurut saya, gak baik untuk perkembangan psikis anak. Bagaimanapun mereka kan butuh belajar dan bimbingan dari ayahnya juga. Ibu memang madrasah pertama bagi anak-anak, tetapi Ayah adalah gurunya anak-anak. Apalagi anak saya laki-laki semua. Mereka butuh belajar dari sesama laki-laki. Saya gak mau mereka kehilangan figur Ayah. Dulu waktu mereka kecil, mereka sempat asing dengan ayahnya, saking si ayah pergi pagi pulang malam. Kalau digendong ayahnya malah nangis. Saya harus kasih pengertian ke suami supaya lebih sering dekat dengan anak-anak. Alhamdulillah, sekarang mereka cukup dekat dengan ayahnya, kecuali yang baby, masih lekat dengan saya. 

Ya, begitulah, saya menolak LDR, karena gak mau susah sendiri. Enak aje, suami cuman nyari duit doang... phiuuuh.....

Btw, LDR apaan sih? Long Distance Relationship, hubungan jarak jauh. Bagi pasangan yang sudah menikah, biasanya karena tempat bekerja  yang jauh dari rumah dan status pekerjaan pasangan yang berpindah-pindah serta tidak memungkinkan membawa keluarga.

6 comments:

  1. hickz,kali ini saya LDR mbk huhuhuhu....suami pindah di pekanbaru,blm bisa ikut karena di mess blm ada listrik dan daerahnya hutan jadi nggak tega kl bawa saya kesana,,jadi LDR deh,huhuhuhu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sabar ya, mba hanna... semoga bisa segera nyusul suaminya ato dikasih jalan keluar yg terbaik :-)

      Delete
  2. Maaaak Leylaaa... aku juga sampai sekarang amsih berpikiran no LDR no and no nooooo.
    Alasannya kita menikah adalah untuk membangun sebuah rumah tangga yang utuh, ada istri, suami dan anak-anak. Pernah ketika suami di mutasi (masih di Semarang ciii) aku terpaksa meninggalkan pekerjaanku di Jakarta (konsekuensinya, single income). Hidup sederhana namun bersama-sama itu buat aku lebih menyenangkan.

    Untuk urusan air minum, aku pernah bawa di motor sendiri itu karena nunggu suami bangun lama banget *hihii...urusan ganti lampu mati yang tinggi di atap ituuu, aku pinjem tangga tetangga...naik sendiri dengan ditonton tetangga depan rumah yang bapak-bapak *malu sebetulnya, tapi...kalau tunggu suami pulang keburu gelap rumah. Hehee...

    Kok panjang amat komenku ya? *sekalian curcol niiih....tapi kalau lagi manjanya kumat..."Abi...tolong dong ambilin air putiiiih" meskipun tinggal keluar kamar, hahaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya betul, mak. gak komplit klo ada yg hilang satu. Saya gak bisa bawa motor, Mak, makanya tergantung banget sama suami hehe...
      Gpp sekli2 diambilin air putih, biar keren :D

      Delete
  3. Aku kadang2 LDR juga mba.. Tapi ga selalu. Salut buat ibu2 yang berbulan2 pisah ma suami. Seminggu aja rasa setahun (Uh lebay...) Jadi ngedumel sendiri pas suami harus keluar kota. Masa aku sih yang nyuci,kan biasanya dia?? Hehe.. Harus angkat2 air sih, ke mesin cucinya. Ga bisa pake pompa. :(

    ReplyDelete
  4. maaf ya sblmnya,sy kira bahasan ldrnya bakalan dalem banget,biar bs sy intip tips nya hehe..tp kykny mba br sperempatnya dr saya (maaf ya) 11tahun menikah,cm 1th sy hdp bareng suami,sisanya sy habiskan wkt sendiri,dg 3ank perempuan kcl,mslh beli air galon,pernah ngaangkat galon buay dimasukin k dispenser yg tinggi itu? :) sy sdh biasa,malah sedang hamil besarpun ga ada pengecualian :) berkelluh kesah sudah biasa,tp ini menjadikan sy mandiri meskipun suami ga nyadar itu,berbahagialah kl hubungan ldr mba2 hanyaa untuk ditinggal bbrp hr ato mg..karena ada yg lebih tidak seberuntung anda,salam :)

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon maaf, komentar SPAM dan mengandung link hidup, akan segera dihapus ^_^