Friday 19 April 2013

Pijat Bayi Untuk Menenangkan Bayi

Salim, 2 bulan, masih suka rewel

Sesungguhnya aku trauma dengan pijat bayi. Dulu waktu Ismail baru berusia dua bulan, aku mencoba jasa pijat bayi karena terpengaruh bujukan ibu-ibu tetangga. Tukang pijatnya seorang nenek dari kampung dekat komplek perumahan tempat tinggal orang tuaku. Caranya memijat membuatku deg-degan karena sangat kasar. Ismail bahkan diangkat kakinya (kepala di bawah), lalu diayun-ayun. Dia bilang, “Kagak nape-nape bayi diginiin, biar kuat jantungnye….”


Saat itu Ismail menangis. Perasaanku sebagai ibu menyuruhku untuk segera mengamankan Ismail dari tangan kasarnya, tapi entah mengapa aku malah diam saja. Setelah pemijatan selesai dan si nenek itu pulang, seorang ibu muda yang anaknya juga ikut dipijat, langsung ngomong, “aku gak mau ah mijatin bayiku lagi sama dia. Masa bayi dibanting-banting kayak gitu!” dia bersungut-sungut.

Aku diam saja, tapi juga bertekad tidak akan lagi menggunakan jasa pijat bayi. Apalagi malamnya Ismail menangis histeris, mungkin ada yang keseleo. Susah sekali didiamkan. Aku menelepon suami, dan suamiku memarahiku. Saat itu aku memang sedang di rumah orang tuaku, sedangkan suamiku di rumah kami. Aku dilarang memijatkan bayi lagi di tukang pijat. Aku sampai membawa Ismail ke dokter, eh sampai di dokter, anaknya malah tertawa-tawa. Sepertinya Ismail agak trauma gara-gara pijat. Akhirnya, Ismail dan Sidiq memang gak pernah dipijat lagi. Padahal, pijat bayi itu penting. Ini sih memang emaknya kurang wawasan.

Nah, pas Salim lahir, di  usia sebulan sudah kuajak jalan-jalan. Gak betah di rumah terus sama bayi. Kalau zaman Ismail kan dilarang ibu mertua. Mumpung gak ada yang ngelarang, ya bawa-bawa aja deh itu bayi merah ke mana-mana. Tapiii… gak seperti kakak-kakaknya yang anteng, Salim langsung nangis hebat sepulangnya dari jalan-jalan. Tadinya aku gak tau apa penyebabnya. Aku coba tenangkan, gak bisa-bisa. Akhirnya, aku mandikan, lalu aku pijat. Iya, sekarang aku sudah cukup berwawasan. Aku belajar sendiri cara memijat bayi yang gak seperti si tukang pijat dulu itu. Gak ada acara bayi dibanting-banting, kepala di bawah, kaki di atas. Pemijatan dilakukan dengan lembut, urut-urut pelan-pelan. Tangan, kaki, kepala,dada dan perut, punggung, lalu dahi. Minyaknya pakai minyak telon. Alhamdulillah, Salim langsung diam dan tertidur. Aku jadi tahu, ternyata dia pegal-pegal setelah jalan-jalan, atau mungkin masuk angin. Jadi badannya langsung enak setelah dipijat.

So, kita bisa melakukan pijat bayi sendiri, gak perlu pakai jasa tukang pijat. Lakukan setiap bayi selesai mandi atau kapan saja kalau mau. Kita aja seneng kalau dipijat, bayi pasti juga seneng dong. 

2 comments:

  1. Betul, saya juga gak percaya sama tukang pijat bayi lebih baik belajar sendiri....

    ReplyDelete
  2. Dari anak pertama sampe yang kedua ini, saya berusaha message sendiri mbak, tentunya dengan pijetan cinta n kasih sayang ala emak :)

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon maaf, komentar SPAM dan mengandung link hidup, akan segera dihapus ^_^